Sebagai umat manusia kita dituntut untuk selalu menjadi baik dan berbuat baik kepada sesama. Dalam ajaran Islam, hal ini biasa kita kenal dengan istilah Ihsan kepada makhluk. Meski demikian umumnya masyarakat lebih cenderung terdorong melakukan kebaikan untuk orang lain jika sebelumnya mereka pernah melakukan kebaikan kepadanya sebagai bentuk balas budi.
Seperti saat kita mengadakan hajatan dan mengundang orang lain. maka biasanya mereka yang hadir dalam acara kita, lebih menuntut kita untuk hadir, jika suatu saat mereka mengadakan acara hajatan yang sama. Bahkan mereka cenderung akan mencela dan menganggap kita sebagai orang yang tidak tahu balas budi seandainya kita tidak bisa hadir pada acara tersebut.
Karena perilaku ini sangat umum di masyarakat, sudah semestinya masyarakat mengetahui apa arti balas budi dalam Islam, anjuran balas budi dan hukum membalas kebaikan orang lain.
Balas budi adalah membalas kebaikan orang lain atas kita, baik dengan perbuatan baik yang sama atau hanya sekedar berterima kasih. Sebuah perilaku yang sangat baik dan penting jika kita bisa memahami tentang arti balas budi dan menerapkannya.
Karena itu sudah seharusnya kita mengajarkan sejak dini kepada anak-anak tentang arti balas budi. Karena anak akan lebih mengerti apa arti balas budi dan cara membalas kebaikan orang lain.
Selain mengajarkan untuk berbuat kebaikan atau berperilaku ihsan kepada sesama makhluk, Islam juga menganjurkan untuk membalas hutang budi orang lain.
Dalam hal ini para ulama menjelaskan bahwa hukum balas budi adalah sunnah. Meski begitu, meminta orang lain untuk membalas kebaikan yang pernah ia lakukan adalah khilaful aula.
Berikut ini adalah dalil-dalil anjuran balas budi atau membalas kebaikan orang lain.
Anjuran balas budi dijelaskan Allah dalam Alquran Surat An-Nisa 86.
وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٍۢ فَحَيُّوا۟ بِأَحْسَنَ مِنْهَآ أَوْ رُدُّوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ حَسِيبًا
Apabila kamu diberi penghormatan (salam) oleh orang lain, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah dengan balasan yang sepadan. Sesungguhnya Allah Maha Memperhitungkan segala sesuatu. (QS. An-Nisa’: 86)
Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bagaimana cara membalas kebaikan orang lain, meskipun hanya sebuah kebaikan yang terkesan remeh sebagaimana salam.
Selain dalil Quran, banyak sekali hadits yang menjelaskan tentang anjuran balas budi dan cara membayar hutang budi setelah menerima kebaikan dari orang lain. Diantaranya yaitu:
ومن صنع إليكم معروفا فكافئوه، فإن لم تجدوا ما تكافئوه فادعوا له، حتى تروا أن قد كافأتموه» “. رواه أحمد والنسائي
Barang siapa melakukan kebajikan kepadamu (entah perkataan atau perbuatan) maka balaslah dengan kebaikan yang setimpal atau lebih baik, jika tidak mampu membalasnya maka doakanlah dia sampai kamu yakin bahwa doa yang kau panjatkan sudah setara dengan kebaikan yang telah kau dapat darinya. [HR. Ahmad, Nasa’i]
Dalam hadits lain dijelaskan:
من لم يشكر القليل لم يشكر الكثير ومن لم يشكر الناس لم يشكر الله
Barangsiapa tidak mensyukuri (kenikmatan atau kebaikan) yang sedikit maka ia tidak bisa mensyukuri (kenikmatan, kebaikan) yang banyak. Barangsiapa tidak mensyukuri (berterimakasih) kepada manusia maka ia tidak bisa bersyukur kepada Allah.
Bahkan Nabi ﷺ juga menegaskan bahwa orang yang paling bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling bersyukur atas kebaikan orang lain. Beliau ﷺ bersabda:
إن أشكر الناس لله أشكرهم للناس
Sesungguhnya manusia yang paling bersyukur kepada Allah adalah mereka yang paling bersyukur kepada sesama.
Arti bersyukur kepada sesama manusia yaitu, berterima kasih, mengingat kebaikan mereka serta membalas jasa kebaikannya secara setimpal atau dengan cara mendoakan.
Dalam kitab al Mausu’ah al Fiqhiyah al Kuwaitiyah dijelaskan:
شكر المنعم أمر لم يختلف العقلاء في استحسانه. وكل منعم عليه ينبغي له الشكر لمن أولاه تلك النعمة ولو كانت قليلة لحديث: من لم يشكر القليل لم يشكر الكثير ومن لم يشكر الناس لم يشكر الله (٣) وحديث: إن أشكر الناس لله أشكرهم للناس (٤)
Mensyukuri orang yang memberikan nikmat adalah sebuah perilaku kebaikan yang tidak diperselisihkan para ulama.
Dan setiap orang yang menerima kebaikan orang lain sudah sepatutnya untuk berterimakasih kepada mereka yang telah berbuat baik, meski itu merupakan kebaikan yang sedikit. Hal ini sesuai dengan ayat dan hadits-hadits yang telah dijelaskan.
Selain itu, Allah telah memerintahkan kita untuk bersyukur kepada kedua orangtua, dan ini Dia sertakan dalam ayat yang menjelaskan perintah untuk bersyukur kepada-Nya. Allah ﷻ berfirman:
Dalam kitab ini juga dijelaskan bahwa membalas kebaikan orang lain itu dilakukan dengan cara melakukan hal yang sama jika memang mampu atau dengan cara memuji kebaikan mereka dan mendoakannya. Berikut ini adalah dawuh-dawuh Nabi ﷺ yang mengajarkan kepada kita cara dan doa membalas kebaikan orang lain.
من أعطي عطاء فوجد فليجز به، ومن لم يجد فليثن فإن من أثنى فقد شكر ومن كتم فقد كفر
Barangsiapa diberi sebuah pemberian dan ia mampu untuk membalas pemberian itu, maka lakukanlah. Dan jika ia tidak mendapati sesuatu untuk diberikan sebagai balas budi maka pujilah dengan pujian yang baik, karena sesungguhnya orang yang memuji pemberian orang lain adalah orang yang bersyukur, sebaliknya, orang yang tidak mau memuji pemberian orang lain maka ia termasuk orang yang mengkufuri nikmat.
Nabi ﷺ juga bersabda:
من صنع إليه معروف فقال لفاعله: جزاك الله خيرا فقد أبلغ في الثناء
Barangsiapa diberi kebaikan oleh orang lain kemudian dia mengucapkan “Jazâkallâhu khairan” maka ia telah menyampaikan pujian (membalas budi).
Demikianlah materi tentang membalas hutang budi beserta doa membalas kebaikan orang lain sesuai sunnah Rasulullah, semoga diberikan taufiq untuk bisa membalas hutang budi terhadap orang lain dan dijauhkan dari orang yang tidak tahu balas budi.
Komentar