Iman kepada kitab Allah SWT merupakan rukun iman yang ketiga, yang harus diyakini setiap Muslim yang telah menginjak usia akil baligh.
Menurut ulama Ahlussunnah wal Jamaah, beriman kepada kitab Allah hukumnya adalah wajib dan menjadi penentu sah tidaknya iman seseorang sebagaimana keharusan iman dan mengetahui sifat wajib Allah.
Iman kepada kitab Allah artinya percaya dan meyakini bahwa Allah swt mempunyai kitab yang telah diturunkan kepada para rasul-Nya agar menjadi pedoman hidup bagi umatnya.
Selain itu juga meyakini bahwa kitab-kitab Allah merupakan Kalamullah yang qadim dan azaly (terdahulu sebelum wujudnya makhluk atau zaman), tidak terangkai dari susunan suara ataupun huruf, karena dzat dan sifat Allah berbeda dengan para makhluk.
Dan juga mengimani kebenaran apapun yang terdapat dalam kitab-kitab Allah, baik terkait berita masalalu atau yang akan datang.
Salah satu ayat al Quran yang menjadi dalil iman kepada kitab Allah swt di antaranya:
Sedangkan salah satu dalil hadits tentang iman kepada kitab-kitab Allah adalah sebagaimana yang dinukil dari kitab Addurrul Mantsur:
تفسير : أخرج الثعلبي عن ابن عباس،حديث :
أن عبد الله بن سلام، وأسداً وأسيدا ابنَيْ كعب، وثعلبة بن قيس، وسلاماً ابن أخت عبد الله بن سلام، وسلمة ابن أخيه، ويامين بن يامين، أتوا رسول الله صلى الله عليه وسلم، فقالوا: “يا رسول الله إنا نؤمن بكتابك وموسى والتوراة وعزير، ونكفر بما سواه من الكتب والرسل. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: بل آمنوا بالله ورسوله محمد، وكتابه القرآن، وبكل كتاب كان قبله، فقالوا: لا نفعل. فنزلت {يا أيها الذين آمنوا آمِنوا بالله ورسوله والكتاب الذي نزل على رسوله والكتاب الذي أنزل من قبل} قال: فآمنوا كلهم”.
Ats-tas’laby mengeluarkan hadits dari Ibnu Abbas ؒ bahwa suatu ketika Asad bin Ka’ab, Usaid bin Ka’ab, Tsa’labah bin Qais, Salaman putra saudara wanita Abdillah bin Salam, Salamah putra saudara lelaki Abdullah bin Salam serta Yamin bin Yamin mendatangi Nabi ﷺ dan mengatakan “Wahai Rasulullah ﷺ, sesungguhnya kami beriman kepada kitabmu (Alquran) dan nabi Musa, kitab Taurat, dan nabi Uzair, dan kami mengingkari kitab-kitab dan rasul-rasul yang lain.”
Kemudian Nabi ﷺ bersabda “Justru, kalian harus iman kepada Allah, kepada utusanNya, Muhammad ﷺ, dan kitab Al Quran serta seluruh kitab sebelumnya.”
Namun mereka tetap bersikukuh dan mengatakan “kami tidak akan melakukan itu,” lalu turunlah ayat dari Surat Annisa 136, dan mereka semua akhirnya mengimani seluruh kitab-kitab Allah.
Dalam kitab Nurudlolam karya Syekh Nawawi Banten dijelaskan bahwa kita wajib meyakini bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitab-kitab samawi yang sangat banyak, ada yang menyatakan jumlah keseluruhan kitab-kitab Allah tersebut mencapai 114 kitab.
Namun dari banyaknya kitab-kitab Allah yang diturunkan, kita hanya diwajibkan meyakini serta mengetahui secara rinci nama dari 4 kitab Allah dan penerimanya.
Berikut ini nama kitab-kitab Allah dan penerimanya yang wajib diketahui secara rinci:
Kitab Taurat diturunkan sebagai petunjuk bagi kaum Bani Israel agar terhindar dari kesyirikan. Adapun nabi yang menerima kitab taurat adalah nabi Musa alaihissalam.
Isi kitab Taurat menggunakan bahasa Ibrani. Di dalamnya terdapat beberapa hukum-hukum syariat dan juga tentang akidah yang sama sebagaimana dalam Al Quran.
dalil naqli kitab Taurat dalam Al Quran yaitu:
Kitab-kitab Allah yang diturunkan setelah Taurat dan wajib kita ketahui nama dan penerimanya adalah kitab Zabur. Kitab zabur berisi tentang tasbih dan puji-pujian kepada Allah dan tidak ada hukum-hukum syariat di dalamnya lantaran nabi Daud masih mengikuti syariatnya nabi Musa as.
Kitab Zabur merupakan kitab yang diturunkan kepada nabi Daud As dengan menggunakan bahasa Qibti. Adapun dalil naqli kitab Zabur diturunkan pada nabi Daud adalah:
Kitab Injil awalnya ditulis dengan bahasa Suryani. Keberadaan kitab ini selain memerintahkan untuk mengesakan Allah dan tentang beberapa hukum syariat yang menggantikan beberapa hukum furu’ yang ada dalam kitab Taurat juga berisi sebuah kabar besar yang terdapat pada kitab injil yaitu munculnya nabi akhir zaman.
Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa as pada awal abad 1 M. Adapun dalil kitab injil dalam al Qur’an adalah:
Dan yang terakhir dari daftar kitab Allah SWT yang wajib diyakini adalah Al-Quran. Kitab Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ pada abad ke-7 M atau tahun 611-632 M.
Baca juga: Umar bin Khattab Masuk Islam Lantaran Bacaan Al Quran
Nabi Muhammad SAW yang menjadi nabi sekaligus rasul yang terakhir. Maka, tidak ada lagi nabi dan rasul sepeninggalnya sekaligus tidak ada lagi kitab Allah yang diturunkan setelahnya.
Isi kandungan dalam Al-Quran, menghapuskan beberapa ajaran kitab-kitab Allah sebelumnya Taurat, Zabur, dan Injil hingga menjadikan Al-Quran menjadi penyempurna kitab-kitab terdahulu.
Karena itu, sikap kita yang benar terhadap kitab Taurat, Zabur dan Injil adalah mengimani bahwa ketiganya merupakan kitab-kitab Allah yang telah diturunkan sebagai petunjuk manusia serta meyakini kebenaran kitab-kitab sebelum Al Quran tersebut meski tidak diperbolehkan mengamalkan beberapa ajaran-ajarannya karena telah digantikan dengan Al Quran.
Melalui surah Al-Baqarah ayat 185, kita bisa mengambil dalil bahwa Al Quran adalah kitab yang telah diturunkan Allah SWT:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
Artinya: “Di bulan Ramadhan, di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan menjadi pembeda antara yang hak dan yang bathil…..”.
Referensi:
الدر المنثور, نور الظلام شرح عقيدة العوام
Komentar