Hari raya merupakan hari-hari dimana semua orang berbahagia dalam perayaannya. Dalam bahasa arab, hari-hari seperti ini dinamakan “yaumul ‘id”. Bukan tanpa alasan, pasalnya penamaan ini dikarenakan lafadz ‘id (عيد) diambil dari akar kata ‘aud (عود) yang bermakna kembali berulang, atau pemberian. Hal ini karena hari raya selalu berulang setiap tahunnya, kembali berulang kebahagiaannya, atau banyaknya pemberian Alloh SWT pada hamba-Nya di hari-hari itu.
Keberadaan hari raya juga sudah ada sejak dulu, bahkan sebelum keberadaan Islam. Perayaannya pun berbeda-beda sesuai tradisi dan budaya masing-masing daerah. Namun setelah kehadiran Islam, Nabi SAW menekankan untuk menjalani hari raya dengan berbagai ritual ibadah. Ritual ini dilakukan mulai dari malam hari raya dengan cara menghidupkan suasana malam hari raya dengan takbir, qiyamul lail atau yang lain. Dan paginya dengan menjalankan sholat ‘id.
Sholat Hari Raya atau yang biasa disebut Sholat ‘Id merupakan sholat yang sunnah dilakukan secara berjamaah. Tujuannya adalah agar ada nilai syiar dalam pelaksanaannya.
Sholat Id pertama kali dilakukan Rosululloh SAW di tahun kedua hijriah. Dari dua hari raya, baik Idul Fitri atau Idul Adha, sholat id yang pertama kali dilakukan Rosululloh SAW adalah idul fitri. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Al Fiqh al Manhaji:
شرعت صلاة عيد الفطر وعيد الأضحى في السنة الثانية للهجرة، وأول عيدٍ صلاَّه النبي ﷺ عيد الفطر من السنة الثانية للهجرة.
[مجموعة من المؤلفين، الفقه المنهجي على مذهب الإمام الشافعي، ٢٢١/١]
Dalil masyru’nya sholat hari raya yang mencakup dalil shalat idul fitri dan dalil shalat idul adha
Untuk dalil disyariatkannya Sholat Idul Adha adalah ayat ke 2 dari surat Al-Kautsar.
فقوله عز وجل خطاباً لنبيه عليه الصلاة والسلام: {فصل لربك وانحر} [الكوثر: 2]. قالوا: المقصود بالصلاة صلاة عيد الأضحى.
[مجموعة من المؤلفين ,الفقه المنهجي على مذهب الإمام الشافعي ,1/221]
“Maka sholatlah kamu (Muhammad) dan sembelihlah kurban”
Ulama-ulama tafsir menafsirkan “sholat” dalam ayat tersebut adalah Sholat Idul Adha.
Sedangkan dalil shalat Idul Fitri berdasarkan hadits berikut.
وروى البخاري (913)؛ ومسلم (889)، عن أبي سعيد الخدري – رضي الله عنه – قال: كان رسول الله يخرج يوم الفطر والأضحى إلى المصلى، فأول شئ يبدأ به الصلاة ثم ينصرف، فيكون مقابل الناس، والناس جلوس على صفوفهم ..
[مجموعة من المؤلفين ,الفقه المنهجي على مذهب الإمام الشافعي ,1/221]
“Dari Abi Sa’id Al Khudri RA, bahwa Rasulullah SAW keluar di hari raya idul fitri dan idul adha menuju musholla (tempat pelaksanaan sholat id), maka yang pertama kali dilakukan beliau adalah sholat id, setelah selesai beliau kemudian menghadap jamaah yang hadir, mereka semua masih duduk dalam shofnya masing..”
Hukum melakukan sholat hari raya
Hukum pelaksanaan sholat hari raya, baik Idul Fitri atau Idul Adha adalah sunnah muakkad. Hal ini dikarenakan Rosululloh SAW tidak pernah meninggalkannya semenjak disyariatkannya kedua sholat ini, hingga Rosululloh SAW wafat. Begitu juga para sahabat RA, senantiasa melakukannya sepeninggal Nabi SAW.
Meski sholat hari raya dianjurkan berjamaah seperti yang dilakukan Rosululloh SAW, sebagaimana dalam hadits di atas. Namun melakukan sholat hari raya sendirian tetap sah.
Yang dianjurkan melakukan sholat hari raya berjamaah
Pelaksanaan sholat hari raya secara berjamaah dianjurkan bagi tiap-tiap mukallaf, baik laki-laki, wanita, orang yang mukim ataupun musafir. Kecuali wanita-wanita yang berpotensi menimbulkan fitnah dengan kehadirannya beserta jamaah laki-laki. Namun wanita seperti ini tetap dianjurkan melakukan sholat id akan tetapi secara sendirian atau bersama jamaah khusus wanita.
Selain anjuran melakukan sholat secara jamaah, dianjurkan juga untuk muslimin secara umum menghadiri pelaksanaan sholat hari raya. Hal ini berdasarkan hadits berikut.
وروى البخاري (928)؛ ومسلم (890)، عن أم عطية الأنصارية رضي الله عنها: كنّا نؤْمرُ أن نخرُج يوم العِيد، حتى نُخرج البِكْرَ من خُدرها، حتى نخرج الحيض فَيكنَّ خَلفَ النّاس فيكبرن بتكبيرهم ويدعون بدعائهم، يرجون بركة ذلك اليوم وطُهْرَتَه.
[مجموعة من المؤلفين ,الفقه المنهجي على مذهب الإمام الشافعي ,1/222]
“Dari Ummi ‘Athiyyah RA: Kami diperintahkan untuk keluar (menghadiri shalat id) di hari raya, hingga kami mengajak gadis-gadis kami, serta wanita-wanita (yang sedang) haid. Kemudian mereka berada di belakang para jamaah (di luar masjid), mereka takbir di saat jamaah yang lain takbir, berdoa dikala yang lain berdoa. Harapan mereka adalah mendapatkan keberkahan dan kesucian hari raya.”
Meski disunnahkan berjamaah, dalam sholat idul fitri atau idul adha tidak disunnahkan melakukan adzan dan iqomah. Namun cukup dengan mengumandangkan “Assholaata Jamiah“
Waktu pelaksanaan sholat hari raya
Waktu sholat idul fitri maupun idul adha dimulai saat matahari terbit sampai dengan matahari tergelincir. Namun, untuk waktu afdholnya yaitu melakukan sholat hari raya ketika matahari nampak setinggi satu tombak, pasalnya, Nabi SAW senantiasa melakukan sholat id di waktu ini.
Tata cara sholat hari raya
Sholat hari raya, baik ‘idul fitri maupun ‘idul adha dilakukan dengan 2 rokaat yang diawali takbirotulihrom dan disertai niat.
Niat sholat idul fitri sendirian:
اصلي سنة لعيد الفطر ركعتين لله تعالى
Ushalli sunnatan li ‘idil fithri rok ‘ataini lillahi ta’alaa”
Artinya: “Saya niat sholat sunat Idul Fitri dua rokaat karena Alloh Ta’ala”
Niat sholat idul fitri sebagai imam
اصلي سنة لعيد الفطر ركعتين اماما لله تعالى
“Usholli sunnatan li ‘idil fithri rok ‘ataini imaman lillahi ta’alaa”
Artinya: “Saya niat sholat sunat Idul Fitri dua rokaat sebagai imam karena Alloh Ta’ala”
Niat sholat idul fitri sebagai ma’mum
اصلي سنة لعيد الفطر ركعتين مأموما لله تعالى
“Usholli sunnatan li ‘idil fithri rok ‘ataini ma’muuman lillahi ta’alaa”
Artinya: “Saya niat sholat sunat Idul Fitri dua rokaat sebagai ma’mum karena Alloh Ta’ala”
Niat sholat idul adha sendirian
اصلي سنة لعيد الأضحى
“Usholli sunnatan li ‘idil adha rok ‘ataini lillahi ta’alaa”
Artinya: “Saya niat sholat sunat Idul adha dua rokaat karena Alloh Ta’ala”
Niat sholat idul adha sebagai imam
اصلي سنة لعيد الأضحى ركعتين اماما لله تعالى
“Usholli sunnatan li ‘idil adha rok ‘ataini imaaman lillahi ta’alaa”
Artinya: “Saya niat sholat sunat Idul adha dua rokaat sebagai imam karena Alloh Ta’ala”
Niat sholat idul adha sebagai ma’mum
اصلي سنة لعيد الأضحى ركعتين مأموما لله تعالى
“Usholli sunnatan li ‘idil adha rok ‘ataini ma’muuman lillahi ta’alaa”
Artinya: “Saya niat sholat sunat Idul adha dua rokaat sebagai ma’mum karena Alloh Ta’ala”
Sebagai catatan: Dalam niat sholat hari raya, menyebutkan rokataini dan lillahi taala bukanlah keharusan. Selengkapnya bisa Baca “yang harus dilakukan saat niat dalam sholat fardhu dan sunnah“
Selanjutnya, setelah takbirotulihrom langsung membaca doa iftitah, kemudian takbir sebanyak 7 kali dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan pundak di tiap-tiap 7 takbir, sebagaimana saat takbirotulihrom.
Dan ketika melakukan 7 takbir, hendaknya di tiap-tiap takbir dipisah dengan jeda waktu sekira cukup digunakan membaca satu ayat yang tak terlalu panjang atau pendek. Namun yang lebih afdhol adalah dengan membaca bacaan berikut:
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر
“Subhaanalloh wal hamdu lillah walaa ilaaha illalloh wallohu akbar”.
Setelah itu, dalam takbir terahir, membaca ta’awwudz, lalu fatihah, dan membaca surat. Kemudian melanjutkan sholatnya sesuai rukun-rukun sholat sebagaimana biasa. Lebih jelasnya mengenai rukun sholat bisa baca di sini.
Kemudian dalam rokaat kedua, takbir dilakukan sebanyak 5 kali selain takbir intiqol (takbir perpindahan rukun). Takbir-takbir tambahan ini dilakukan sebelum membaca fatihah, untuk tata cara takbir dalam rokaat kedua, sama sebagaimana 7 takbir dalam rokaat pertama. Perlu diingat, bahwa takbir-takbir tambahan (7 takbir di rokaat pertama, dan 5 takbir di rokaat kedua) ini hukumnya sunnah. Karenanya, jika sampai terlanjur membaca fatihah setelah takbirotulihrom (di rokaat pertama) atau membaca fatihah setelah takbir intiqol di rokaat kedua, maka kesunnatan takbir-takbir tambahan gugur. Namun sholat tetap sah.
Tempat pelaksanaan sholat hari raya
Sholat hari raya bisa dilakukan di masjid atau lapangan, justru lebih baik melakukannya di tempat yang bisa memiliki daya tampung jamaah yang sangat banyak. Namun jika kapasitas masjid sama dengan kapasitas lapangan yang diutamakan tetap masjid karena kemuliaan masjid dibanding tempat lain, selain itu dalam masjid juga bisa mendapatkan pahala tahiyyatulmasjid dan juga i’tikaf.
Adabiyah menyambut hari raya
Diantara adabiyah (anjuran) dalam menyambut hari raya adalah:
- Mandi, memakai parfum, memakai pakaian baru.
- Menghadiri masjid lebih awal
- Saat Idul Fitri disunnahkan makan terlebih dulu sebelum berangkat ke masjid untuk sholat. Sedangkan saat Idul Adha, sunnah untuk tidak makan apapun sebelum kembali dari masjid.
- Sunnah menuju masjid dengan jalan kaki, dan mengambil jalan yang berbeda ketika pulang dan berangkat ke masjid.
- Makruh bagi imam melakukan sholat sunnah sebelum dan sesudah sholat id. Hal ini tidak berlaku untuk selain imam. Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori dari Ibn Abbas RA: Bahwa Rosululloh SAW di hari raya berangkat ke masjid dan langsung melaksanakan sholat tanpa sholat sunnah sebelum dan sesudahnya.
روى البخاري (945)، عن ابن عباس رضي الله عنهما: أن النبي – صلى الله عليه وسلم – خرج يوم الفطر فصلى ركعتين لم يصل قبلهما ولا بعدهما.
[مجموعة من المؤلفين ,الفقه المنهجي على مذهب الإمام الشافعي ,1/227]